Pemikiran Kontemporer

Menelisik Eksistensi Hizbut Tahrir

Oleh : Eva Rosyidana

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Sikap yang paling baik dalam menghadapi suatu persoalan adalah sikap moderat, netral dan tidak berlebih-lebihan. Sikap demikian ini akan dapat mengantar seseorang untuk mengambil keputusan secara bijak, adil, berimbang dan tidak memihak. Islam juga melarang bersikap ekstrem (ghuluw) dalam menghadapi persoalan, meskipun berkaitan dengan soal-soal agama. Karena tidak jarang sikap ekstrem menjerumuskan seseorang kedalam keputusan yang fatal dan merugikan diri sendiri. Nabi bersabda :

“Ibn Abbas berkata: “ Rasulullah SAW. bersabda: Jauhilah sikap ekstrem (berlebih-lebihan) dalam agama, karena sesungguhnya yang mencelakakan orang-orang sebelum kamu adalah sikap ekstrem dalam agama.”

Tegaknya khalifah Islamiyah, sebagai simbol pemersatu umat Islam dan lambang kejayaan kaum Muslimin pada masa silam, memang diwajibkan dalam agama apabila kita mampu melakukannya. Namun berlebih-lebihan dan terlalu semangat dalam menyikapi khilafah, juga kurang baik dan dapat menjerumuskan kita pada sikap yang keliru. Tidak sedikit sikap ekstrem seseorang justru menjerumuskannya kedalam jurang kesalahan yang fatal. Seperti yang terjadi pada Taqiyuddin AnNabhani, pelopor Hizbut Tahrir yang sangat berlebihan “Berpangku tangan dari usaha mendirikan seorang khalifah bagi kaum Muslimin adalah perbuatan dosa yang paling besar.”

Lalu bagaimana konsep da’wah dalam Hizbut Tahrir?. Disini akan sedikit mengulas latarbelakang Hizbut Tahrir berdikari.

  1. Rumusan Masalah
  2. Bagaimana asal usul ke-eksistensian Hizbut Tahrir?
  3. Bagaimana konsep dakwah Hizbut tahrir?
  4. Tujuan
  5. Mengetahui alasan Hizbut Tahrir dijadikan aliran dalam islam
  6. Menjadikan aqidah kuat ketika dihadapkan dalam problematika masyarakat luas.

BAB II

PEMBAHASAN

  • Ideologi Transnasional

Benturan peradaban (clash of civilizations) dalam istilah Samuel Hunting ton, sebenarnya adalah benturan ideologi-ideologi besar didunia yang pada awalnya merupakan gerakan pemikiran yang kemudian diikuti dengan agenda aksi secra fisik. Terjadinya benturan ini adalah akibat buntunya dialog yang dibangun oleh berbagai ideologi, sehingga perbedaan pemikiran berlanjut menjadi perbedaan aksi kekerasan fisik.

Tersebarnya ideologi Liberalisme Barat sejak abad pertengahan dibarengi dengan model-model imperialisme di negara-negara Islam di timur tengah setelah sebelumnya, Liberalisme di Barat sendiri behasil menaklukkan agama-agama di Barat. Kesuksesan ini di ekspor ke negara-negara Timur Tengah, sehingga Khilafah Islamiyah mulai dari dinasti Umayyah, Abbasiyah, hingga Turki Usmani tumbang satu persatu. Termasuk terjajahnya indonesia oleh Belanda hingga mencapai 350 tahun.

Munculnya gerakan islam ideologis di Timur Tengah, seperti Ikhwanul Muslimun, Hizbut Tahrir, Majlis Mujahidin, Al-Qaeda, dan sebagainya adalah reaksi dari Liberalisme berbalut penjajahan ini. Di Indonesia ini, zaman pra kemerdekaan ditandai dengan munculnya organisasi Nasionalisme seperti Budi Utomo, Serikat Dagang Islam, Muhammadiyah, dan NU serta lainya, juga dalam rangka memperkuat Nasionalisme kebangsaan mengusir penjajahan waktu itu. Namun, setelah Negara-negara jajahan ini merdeka, ideologi itu terus berada disitu bahkan gencar disebarkan. Atas kenyataan ini, Samuel Hunting Ton membuat suatu kesimpulan : setelah perang dingin usai akan terjadi benturan peradaban. Padahal, yang terjadi sebenarnya bukanlah benturan peradaban, tapi benturan kepentingan hegemoni politik dan ekonomi.[1]

  1. Asal Usul hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir adalah sebuah organisasi transnasional (perluasan atau keluar dr batas-batas Negara) yang mencita-citakan seluruh dunia ini berada dalam satu pemerintahan global, yang mereka sebut ‘khilafah’.

Pada awal berdirinya Hizbut Tahrir, pertamakali yang dilakukan Taqiyuddin adalah mengirimkan surat atas pendirian partainya ke penguasa setempat, akan tetapi mereka menolak dengan tegas kehadiran partai baru tersebut. Walaupun demikian, banyak mendapat dukungan dari masyarakat dan dengan cepat HT menyebar sampai ke daerah Khalil dan Nablus, meskipun pengikut HT mendapat tekanan keras dari pemerintah. Taqiyuddin berkeliling menyebarluaskan partainya di Palestina, Yordania, Mesir, Syiria, Libanon sampai ia meninggal di Baerut pada 20 Desember 1977. Kepemimpinan HT selanjutnya dipimpin oleh Abdul Qodim Zallum. Syeikh Zallum adalah ulama yang faqih fid din. Ketegasannya dalam membedakan yang hak dan batil tampak jelas dalam perilakunya, ceramahnya serta kitab-kitab yang ditulisnya. Pada 1952, ketika berziarah ke Al Quds Syeikh Zallum berjumpa dengan Syeikh Taqiyuddin An Nabhani. Kemudian terlibat diskusi panjang lebar terkait upaya membangkitkan kembali umat yang terpuruk paska keruntuhan Khilafah Utsmani pada 1924. Ia pun menerima ajakan Syeikh An Nabhani untuk melakukan kajian serta berdiskusi seputar kebangkitan tersebut. Ia pun menerima kristalisasi konsep serta metode perjuangan Syeikh An Nabhani yang secara resmi dibuat pada 1953, yakni Hizbut Tahrir. Ia aktif dan loyal terhadap HT sehingga pada 1956 dipercaya menjadi anggota qiyâdah (kepengurusan pusat).[2] Pada saat kepemimpinan Zallum ini, HT berkembang semakin pesat, sebab ia menyeru kepada para anggotanya untuk menyebar keseluruh dunia. Zallum memindahkan markaz HT ke London secara rahasia. Para pengikut HT menyebar diberbagai belahan negara-negara Timur Tengah walaupun HT ini di nyatakan sebagai organisasi terlarang, seperti di Mesir tahun 1974 secara resmi dilarang. Di Iraq pengikut HT mendapat tekanan luarbiasa dari pemerintah Saddam Husein. Demikian pula di Turki, Al Jazair dan Maroko, semuanya menyatakan terlarang. Hanya di Indonesia HT diakui sebagai organisasi yang legal,[3] karena kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada di tempat-tempat islam itu ada.

Di tahun 2009, HTI pernah menyerukan persatuan Sunni-Syiah dalam naungan khilafah. Saat itu HTI terlihat begitu arif dan cerdas dalam memandang adanya upaya pemecah-belahan kaum muslimin, yang dilakukan oleh Barat dan aliansinya, melalui isu Sunni-Syiah. Bukan hanya itu, saat dilangsungkannya Konferensi Bogor untuk membantu mencari solusi konflik Irak yang juga disertai sentimen mazhab, HTI menunjukkan dukungannya pada upaya persatuan Sunni-Syiah. Ketika konflik Suriah meletus, tiba-tiba HT (baik di Indonesia maupun di seluruh dunia) berubah haluan menjadi sangat sektarian. Tidak ada lagi kearifan, tidak ada lagi kecerdasan, dan tidak ada lagi tabayyun atas tragedi kemanusiaan yang melanda Suriah. Bahkan teori yang sebelumnya mereka yakini: bahwa perpecahan dalam tubuh Islam merupakan agenda Barat,  seperti dilupakan begitu saja. HT, termasuk HT Indonesia pun menjelma menjadi salah satu provokator yang menyulut isu konflik Sunni-Syiah di dunia, terkhusus di Suriah.[4]

  1. Tujuan Utama Mendirikan Hizbut Tahrir

Tentu muslim harus bersatu, tapi bersatu untuk saat ini tidak dalam satu sistem politik. Menyatukan umat muslim dalam satu sistem politik tidak lain adalah Imam Mahdi (Imam Syi’ah yang diyakini tidak mati dan merajai Bumi). Untuk itu, selama Imam Mahdi belum muncul, maka persatuan harus diwujudkan dengan cara:  tidak gampang mengkafirkan, dan tidak gampang memunculkan isu-isu atau pemikiran yang bisa dengan mudah menyulut permusuhan. Kalau sesama muslim bermusuhan, yang untung adalah negara Barat yang tirani, kita buntung. Dalam konteks NKRI, mari kita rawat NKRI, tidak usah diotak-atik menjadi khilafah (seperti yang dilakukan Hizbut Tahrir), ini di satu sisi. Sedang pada sisi lain, jangan sampai tradisi muslim Nusantara yang ada di NKRI ini mudah disyirikkan, mudah dikufurkan, mudah dibid’ahkan (seperti yang dilakukan kelompok Wahabi). Karena ini semua tidak akan menimbulkan persatuan, malah friksi dan permusuhan.[5] Dalam suatu ibarat “ lebih baik cap Babi berisi minyak Tawon, daripada Cap Tawon berisi minyak Babi.[6]

Adapun Tujuan yang hendak dicapai Hizbut Tahrir adalah :

  1. Melangsungkan kehidupan Islami,
  2. Mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
  3. Landasan Pemikiran Hizbut Tahrir

Menurut Hizbut Tahrir, Allah SWT. Telah memerintahkan kepada sebagian umat islam untuk mendirikan suatu Jama’ah terorganisir yang dapat mengawal kebaikan dan melenyapkan kemungkaran. Yaitu firman Allah yang artinya, “ Hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan. Memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar”. dalam ayat ini, pengertian “ mengajak pada al Khayr”, diartikan sebagai mengajak pada al Islam dan “memerintahkan kebajikan dimaksudkan melaksanakan syari’at dan mencegah kemungkaran berarti mencegah pelanggaran terhadap syari’at”.[7]

  • Mengadopsi ideologi Mu’tazilah

Pada masa pemerintahan bani Umayyah, lahir gerakan revivalis yang dipelopori oleh Ma’bad bin Kholid Al Juhani, penggagas ideologi Qodariyah, yang berpijak pada pengingkaran Qodlo’ dan Qodar Allah. Ideologi menjadi embrio lahirnya sekte Mu’tazilah, terjadi pada masa Imam Empat Madzhab. Belakangan Ideologi pengingkaran Qodlo’ dan Qodar Allah ini juga diikiuti oleh Taqiyuddin An Nabghani, perintis Hizbut Tahrir. Dalam bukunya Al Syakhsiyat Al Islamiyah, rujukan primer Hizbut Tahrir, Taqiyuddin berkata:

“ Semua perbuatan Ikhtiyari manusia ini, tidak ada ketentuan Qodlo’ dan Qodar juga tidak ada kaitannya dengannya, karena manusialah yang melakukannya dengan kemauan dan ikhtiyarnya, oleh karena itu perbuatan ikhtiyari manusia tidak masuk dalam lingkup Qodlo’ Allah”. Demikian ini jelas bertentangan dengan Al Qur’an, sunnah dan aqal sehat. Perbuatan terbagi menjadi dua : Dikuasai manusia (manusia tidak ada pilihan atas terciptanya menjadi laki-laki atau perempuan misalnya) dan manusia menguasai perbuatan itu (masih ada pilihan seperti manusia harus memilih sistem khalifahnya HT apa tidak).[8] Dalam sekian banyak ayat berikut ini yang bertentangan dengan ideologi HT :

……………………….. t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu‘£‰s)sù #\ƒÏ‰ø)s? ÇËÈ

“Dan Dia Telah menciptakan segala sesuatu, dia menetapkan ukuran-ukuran dengan serapi-rapinya”. (QS Al Furqon :2)

ª!$#ur ö/ä3s)n=s{ $tBur tbqè=yJ÷ès? ÇÒÏÈ

“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”.             (As Shaffat: 96)

Pandangan Hizbut Tahrir juga bertentangan dengan Hadits-hadits Nabi SAW. Diantara hadits-haditsnya:

عن ابن عمر قال أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: كل شيئ بقدر حتى العجز والكيس

Ibn Umar berkata, bahwa Rasulullah SAW. Bersabda: “Segala sesuatu itu terjadi dengan ketentuan Allah, sampai kebodohan dan kecerdasan. (HR. Muslim no. 4799) dan (Ahmad no. 5627).

Juga menyalahi hadits Shohih berikut Ini:

عن ابن عباس قال, قال رسول الله صنفان من امتى لا نصيب لهما فى الاسلام : القدرية والمرجئة.

Ibn Abbas berkata, Rasulullah bersabda : “Dua golongan dari Umatku yang tidak memiliki bagian dalam Isam yaitu Qodariyah dan Murji’ah. (HR. Ibn Jarir al Thobari dalam Tahdzib al- Atsar, (Hadits no. 1965)[9]

Berdasarkan asumsi HT yang mengatakan bahwa hidayah dan kesesatan adalah murni perbuatan manusia dan tidak datang dari Allah, berarti dalam kekuasaan Allah terdapat sesuatu yang terjadi tanpa kehendak Nya. Hal ini tidak dapat dibenarkan oleh logika yang sehat. Segala yang terjadi di jagad raya ini semuanya berasal dari qadla’, qadar, qudrah dan kehendak Allah, baik maupun buruk.[10]

  1. Manhaj Dakwah Hizbut Tahrir

Konsep HT adalah umat yang satu, menyeluruh, tidak pandang RAS, suku, bangsa dan tanah kelahiran. Umat Islam seluruh dunia harus berada dalam satu daulah yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang akan menegakkan syari’at Allah dan Rasul Nya.[11]

Metode yang digunakan oleh HTI adalah metode yang digunakan Rasulallah SAW. (dengan Musyawarah dan tolong menolong). HTI beranggapan bahwa umat Islam sekarang hidup dalam Darul Kufur yang serupa dengan kehidupan di Mekkah (sebelum Hijrah ke Madinah) pada zaman Nabi.

  • Dalam melakukan dakwahnya, HTI mempunyai beberapa tahapan:

Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan.

Banyak pemuda-pemuda HT terjun dalam membahas masalah politik, padahal yang berhak menangani masalah siyasah syar’iyah hanya ulama’ yang telah mencapai derajat Mujtahid. Hizbut Tahrir tidak berhak membahas masalah politik sebab mereka adalah orang awam yang tidak memahami hadits-hadits Rasulullah. Bagaimana mereka bisa mencela para Ulama’ yang sibuk mempelajari dan membahas hadits-hadits Rasulullah. Padahal hadits-hadits Rasulullah lahirlah hukum syari’at Islam yang harus dikuasai Mujtahid. Berapakh Ulama’ HT yang sudah mencapai derajat Mujtahid? Atau tidak ada sama sekali?.[12]

Kedua, tahapan berinteraksi dengan umat agar ikut memikul kegiatan dakwahnya.

Sebagai contoh penyebaran luas dikampus-kampus diantaranya UNAIR, UB, UI, Universitas Sebelas Maret. Sebagian besar Kost-kost dekat kampus telah dibeli oleh HT, begitu juga kegiatan Dakwah di Masjid-masjid dengan modal daftar sebagai anggota Kajian Islam yang tidak lain itu pembai’atan keanggotaan HT. Setelah daftar, ancaman-ancaman muncul dengan menghukumi kafir bagi yang keluar dari HT dan orang kafir darahnya halal alias boleh dibunuh. Disamping itu, penyebaran pamflet kegiatan HT dilakukan melalui Silaturrahim-silaturrahim.[13]

Ketiga, tahap pengambilan kekuasaan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh.[14]

Penyusupan gerakan tarbiyah (PKS dan HTI), HTI menyusup dalam Partai Politik PKS, penyusupan tersebut dalam Muhammadiyah sudah sangat terasa tatkala Mu’tamar Muhammadiyah di Malang tanun 2005 dimana perdebtan antara pihak Muhammadiyah progresif versus Puritan demikian hebat, sehingga berakibat pada tersingkirnya orang-orang yang saya sebut Muhammadiyah progresif.[15] Visi dan Misi HT adalah memenangkan suara pada partaiagar bisa menduduki Top Leader, merubah konstitusi, dan melegitimasi Undang-undang Negara.

Berikut ini adalah beberapa buku yang telah diterbitkan oleh HT, yaitu :

  1. Kitab Nadzam al Hukm fi al Islam (sistem pemerintahan Islam)
  2. Kitab an Nidzam al iqtizhadi fi al Islam (sistem ekonomi Islam)
  3. Kitab an Nidzam al Ijtima’i fi al Islam (sistem pergaulan pria wanita dalam Islam)
  4. Kitab at takatul al Hizbiy (politik partai : strategi partai politik islam)
  5. Kitab Mafahm Hizbut Tahrir (pokok-pokok pikiran Hizbut Tahrir)
  6. Kitab ad Daulah al Islamiyyah (dauah Islam)
  7. Kitab Nadharat siyasiyah li Hizbut Tahrir (beberapa pandangan politik menurut Hizbut Tahrir
  8. Kitab Muqaddimah ad Dustur (pengantar Undang-undang Negara Islam)
  9. Kitab al Khilafah (Khilafah)
  10. Kitab Nidham al Uqubat (Sistem peradilan Islam)
  11. Kitab Surah al Badihah (mempercepat proses berpikir)
  12. Kitab al Fikr al Islamiy (Bunga rampai pemikiran Islam)
  13. Kitab Naqd an Nadloriyah al Iltizami fil qowanin. DLL.[16]
  14. Keanggotaan Hizbut Tahrir

HT menerima anggota dari kalangan umat islam, baik pria maupun wanita, tanpa memperhatikan lagi apakah mereka keturunan arab, berkulit hitam atau putih. HT menyerukan kepada umat untuk mengemban dakwah islam serta mengambil dan menetapkan seluruh aturan-aturannya tanpa memandang lagi ras-ras kebangsaan, warna kulit, maupun madzhab-madzhab mereka. Para anggota dan aktivis HT dipersatukan dan diikat oleh aqidah islam, kematangan mereka dalam penguasaan ide-ide (islam) yang diemban oleh HT, serta komitmen mereka untuk mengadopsi ide-ide dan pendapat HT. Mereka sendirilah yang mengharuskan dirinya menjadi anggota HT, setelah sebelumnya ia terlibat secara intens dengan Hizb : berinteraksi langsung dengan dakwah bersama Hizb : serta mengadopsi ide-ide dan pendapat-pendapat Hizb.

  1. Aqidah Hizbut Tahrir

Aqidah seorang muslim harus bersandar kepada akal atau yang datang dari sumber berita yang yakin dan pasti (qoth’i), yaitu apa-apa yang telah ditetapkan oleh alQur’an dan hadis qoth’i yaitu hadis yang Mutawattir. Apa saja yang tidak terbukti dengan kedua jalan tadi, yaitu akal, alQur’an dan hadis mutawattir, haram baginya menjadikan sebagai aqidah. Sebab aqidah tidak boleh diambil kecuali dengan kepastian (jelas dan pasti sumber dan penunjukan dari Rasulullah). Anehnya dalam masalah fiqih mereka menerima penetapan hukum-hukum fiqih dengan hadis Ahad. Sehingga mereka kebingungan terhadap hadis Abu Huroiroh: tentang duduk dalam tasyahud akhir, hendaklah berlindung dari empat perkara. Yakni kebingungannya pada hukum fiqih (sholat) dengan ketidak mutawattir nya hadis.[17]

  1. Fatwa Hizbut Tahrir

Menurut HT kema’shuman Nabi adalah ketika Nabi sudah diangkat menjadi Nabi (40th), Boleh melihat gambar porno, boleh mencium wanita lain, siapa yang sudah keangkasa maka sholatnya menjadi gugur.[18]

  • Hubungan HT dan ISIS

Salah satu jargon utama mereka adalah antidemokrasi, yang mereka anggap sebagai sumber dari segala kerusakan. Mereka sangat biasa berargumen: apapun masalahnya, khilafah solusinya. Awalnya, mereka menyatakan diri sebagai organisasi pemikiran dan anti kekerasan. Namun, konflik Suriah telah membongkar kedok mereka: ternyata HT adalah pendukung aksi terorisme atas nama jihad. Selain itu, rekam jejak HT selama ini juga menunjukkan sikap plin-plan mereka. HT sejak awal konflik terang-terangan mendukung pemberontak bersenjata, dan sesumbar akan mendirikan khilafah di Suriah. Sekarang ternyata sudah ada yang mendeklarasikan khilafah Irak-Suriah yaitu kelompok jihadi yang menamakan dirinya The Islamic State of Iraq and Syam (ISIS),  apakah artinya HT sudah punya khilafah?, kelompok HT ini kalau ada rame-rame atau gonjang-ganjing politik di suatu negara, dengan secepat mungkin akan ikut nimbrung dan membakar massa baik dengan tulisan maupun demonstransinya. Namun ketika menuju akhir dari gonjang-ganjing politik, kelompok ini dengan segera akan tersingkirkan. Ini bisa diambil contoh di Mesir, Libya, maupun Irak. Jadi sampai sekarang, kelompok ini ya tidak mempunyai khilafah yang terwujud sesuai dengan konsepnya.

  • Mengungkap Khomeini?

Keberhasilan Khomeini untuk revolusi Iran, merupakan prestasi besar bagi sebagian pihak. Terutama mereka yang mudah terpengaruh dengan keberhasilan politik luar negeri. Banyak diantara mereka yang silau dengan revolusi Khomaini. Mereka menyebut revolusi itu, awal dari kebangkitan islam. Sekalipun tidak pernah diungkap dalam sejarah, pembantaian ratusan ahlus sunah, sebagai dampak buruk dari revolusi itu.

Bagi orang islam awam, jargon anti-amerika, anti-israel, adalah cara yang paling ampuh untuk membangkitkan semangat umat. Terlepas usaha apa yang telah dilakukan. Yang penting, klaim itu harus tetap melekat. Salah satu dari sekian kelompok yang sempat terpengaruh dengan revolusi itu adqqalah Hizbut Tahrir. Bagian dari kesesuaian misi, mewujudkan politik islam di dunia. Setelah Khomaini berhasil memimpin revolusi, utusan Hizbut Tahrir datang menemui Khomaini untuk mencanangkan dirinya sebagai khalifah kaum muslimin sedunia. Gayung bersambut, Khomaini menerima tawaran mereka dan memberi janji-janji indah untuk mereka. Sebelum kesepakatan lebih detail dibentuk, dan pertemuan harus usai, ternyata Khomaini tidak memberikan respon apapun setelah itu. Sikap tidak peduli Khomaini, memicu Hizbut Tahrir untuk mencabut tawarannya.[19]

BAB III

PENUTUP

  1. SIMPULAN

Konsep awal HT adalah umat yang satu, menyeluruh, tidak pandang RAS, suku, bangsa dan tanah kelahiran. Umat Islam seluruh dunia harus berada dalam satu daulah yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang akan menegakkan syari’at Allah dan Rasul Nya.

Adapun Tujuan yang hendak dicapai Hizbut Tahrir adalah :

  1. Melangsungkan kehidupan Islami,
  2. Mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Dengan begitu tercipta Visi dan Misi HT, adalah memenangkan suara pada partaiagar bisa menduduki Top Leader, merubah konstitusi, dan melegitimasi Undang-undang Negara.

Dalam penyebarannya, Konsep dakwah HTI ada beberapa tahapan: Pertama, tahap pembinaan dan pengkaderan. Kedua, tahapan berinteraksi dengan umat agar ikut memikul kegiatan dakwahnya. Ketiga, tahap pengambilan kekuasaan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh.

[1] Abdurrahman Wahid, Mewaspadai Gerakan Transnasional, (Lakpesdam-NU Cirebon 2008) hal. 17

[2] http://harmoko1924.blogspot.com/2011/12/syeikh-abdul-qadim-zallum-amir-kedua.html tgl 10 Juni 2015

[3] M. Farid Zaini, Mengenal Islam Radikal dan Islam Liberal, (Surbaya:Salsabila Putra Pertama 2013) hal.41

[4] http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/92/jtptiain-gdl-zainalabid-4570-1-skripsi-_.pdf

[5] http://politik.kompasiana.com/2013/10/01/sejarah-awal-masuknya-hizbut-tahrir-ke-indonesia-594551.html

[6] Hasil wawancara dengan KH. Wazir ‘Aly, pengasuh PP. Mamba’ul Ma’arif Denanyar tanggal 08 Juni 2015

[7] M. Farid Zaini, Mengenal Islam Radikal dan Islam Liberal, …………………………….. hal.43

[8] Disadur dalam kajian studi PMDI di IAIBAFA Tambakberas oleh Bapak M. Achwan Ruhayyun, Dosen Fakultas Ushuluddin.

[9] Abdurrahman Navis, dkk, Risalah Ahlussunnah Wal Jama’ah, (Surabaya: Khalista 2013) hal. 96-97

[10] Abdurrahman Navis, dkk, Risalah Ahlussunnah…………………..hal.99

[11] M. Farid Zaini, Mengenal Islam Radikal dan Islam Liberal, (Surbaya:Salsabila Putra Pertama 2013) hal.46

[12] sinthabebenk.blogspot.com/2012/11/makalah-sosiologi-hizbut-tahrir.html

[13] Hasil wawancara dengan KH. Wazir ‘Aly, pengasuh PP. Mamba’ul Ma’arif Denanyar tanggal 08 Juni 2015

[14] M. Farid Zaini, Mengenal Islam Radikal dan Islam Liberal, (Surbaya:Salsabila Putra Pertama 2013) hal.47

[15] Zuli Qadir, Sosiologi Agama, (yogyakarta :Pustaka Belajar 2013), hal.56

[16] M. Farid Zaini, Mengenal Islam Radikal dan Islam Liberal, (Surbaya:Salsabila Putra Pertama 2013) hal.48

[17] http://politik.kompasiana.com/2013/10/01/sejarah-awal-masuknya-hizbut-tahrir-ke-indonesia-594551.html

[18] Hasil wawancara dengan KH. Wazir ‘Aly, pengasuh PP. Mamba’ul Ma’arif Denanyar tanggal 08 Juni 2015

[19] sinthabebenk.blogspot.com/2012/11/makalah-sosiologi-hizbut-tahrir.html

Leave a comment